Buku Online | Debt & Riba Free

Buku ini adalah modul panduan bagi seseorang yang memiliki Hutang dan ingin keluar dari jeratan hutang tersebut secara tuntas. Buku ini akan memberikan semua solusi dari tiga hal mendasar penyebab kenapa seseorang berhutang. Banyak orang yang menyelesaikan hutang hanya dari gejalanya saja namun tidak berusaha untuk menyembuhkan dari akarnya. Sehingga yang terjadi adalah hutang itu tetap terus terjadi bahkan sampai RIBA. Apakah anda ingin menukar Sorga dengan Neraka hanya karena beberapa rupiah dalam transaksi bisnis anda mengandung RIBA? Maka keluarlah dari Hutang Riba yang menjerat anda dengan menyelesaikan ketiga penyebab mendasarnya, apa itu? Baca bukunya dan kami berharap anda bisa KELUAR DARI JERATAN HUTANG SECARA TUNTAS...TAS...TAS...TAS

buku online

buku online 
Buku ini adalah modul panduan bagi seseorang yang memiliki Hutang dan ingin keluar dari jeratan hutang tersebut secara tuntas. Buku ini akan memberikan semua solusi dari tiga hal mendasar penyebab kenapa seseorang berhutang. Banyak orang yang menyelesaikan hutang hanya dari gejalanya saja namun tidak berusaha untuk menyembuhkan dari akarnya. Sehingga yang terjadi adalah hutang itu tetap terus terjadi bahkan sampai RIBA. Apakah anda ingin menukar Sorga dengan Neraka hanya karena beberapa rupiah dalam transaksi bisnis anda mengandung RIBA? Maka keluarlah dari Hutang Riba yang menjerat anda dengan menyelesaikan ketiga penyebab mendasarnya, apa itu? Baca bukunya dan kami berharap anda bisa KELUAR DARI JERATAN HUTANG SECARA TUNTAS...TAS...TAS...TAS....

online buku

online buku
Bila Anda adalah orang yang ingin terbebas dari problema kehidupan dan mendapatkan apapun yang Anda inginkan, saya siap berbagi pengalaman saya kepada Anda melalui buku “27 Jurus Jitu Meraih Impian*”. Berdasarkan pengalaman bertahun-tahun membantu ribuan orang, buku ini akan sangat membantu Anda!

Saya merasakan kegelisahan Anda, saya juga melihat kekhawatiran Anda, dan saya juga mendengar suara hati kecil Anda. Kendati Anda merasa telah melakukan apapun yang terbaik, yang bisa Anda lakukan, namun tetap saja ada sesuatu yang menghambat Anda untuk meraih kebebasan dan meraih impian-impian Anda. Bisa jadi Anda telah membaca buku-buku motivasi, mengikuti training sana-sini dan aktif pada kegiatan-kegiatan spiritual untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang menghantui Anda selama ini:

“Mengapa saya tidak berada pada kondisi ideal yang saya inginkan secara financial, karir, bisnis, keluarga, sosial dan spritual?” atau dengan pertanyaan lain,

“Mengapa kondisi keuangan, karir, bisnis, keluarga, sosial dan spiritual saya tidak seperti yang saya harapkan?”atau dengan pertanyaan lain,

“Mengapa masih terasa ada yang kurang dalam kehidupan saya?” atau dengan pertanyaan lain,

“Mengapa mimpi-mimpi saya tak kunjung menjadi kenyataan?

Saya sama seperti Anda, dulu juga dihantui oleh pertanyaan-pertanyaan yang sama. Hanya saja, saya lebih beruntung karena saya telah menemukan jawabannya.

Anda tidak perlu khawatir, karena ternyata semua orang mengalaminya. Dan yang penting, itu semua bukan kesalahan Anda, tetapi karena ada “sesuatu” dari luar yang kemudian bersarang di antara dua telinga saya, diantara dua telinga Anda dan diantara dua telinga kita semua. “Sesuatu” yang menghambat kita untuk meraih impian-impian kita.

Dengan buku “27 Jurus Jitu Meraih Impian*” ini, saya akan membantu Anda untuk bersama-sama menemukan “sesuatu” yang menghambat itu, sehingga Anda bisa mengendalikannya.

Setelah Anda mampu mengendalikan “sesuatu” itu, perjalanan Anda untuk meraih APAPUN yang Anda INGINKAN akan semakin mudah, lancar dan cepat terwujud. Aamien...

islam online

islam online
JALAN BARU ISLAM
Seorang manusia tidak akan berpikir untuk melakukan perubahan kecuali jika dia memahami bahwa di dalam kehidupannya terdapat realita yang rusak atau buruk, atau tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dan siapapun tahu bahwa kaum Muslim saat ini dikungkung oleh ralita yang rusak, sistem yang kufur, iman yang lemah, dan pemahaman yang dangkal mengenai kehidupannya di dunia maupun tentang akhirat. Realita pekat yang yang mengungkung kita terus melaju kea rah yang lebih buruk. Jika kita tidak segera mencegah dan memperbaikinya sebelum berlalunya waktu, niscaya kita semua akan menggigit jari penuh penyesalan. Dan jika hal itu terjadi sudah sangat terlambt bagi kita untuk menghindar. Tujuan kita adalah untuk merubah realita yang rusak menjadi realita yang benar, mengangkat diri kita dari titik yang paling rendah menuju kemuliaan, mengembalikan umat pada tempatnyayang luhur,dan semua ini tidak akan menjadi kenyataan tanpa adanya perubahan untuk meraih kebangkitan. Lalu, bagaimana cara yang bias menghantarkan kita ke sana? Buku ini membahas tatacara merubah realitas umat yang buruk menuju realitas yang diinginkan Allah Swt. Dengan menapaki kebangkitan yang dituntun oleh al-wahyu (yaitu Islam) umat bias kembali bangkit. Hanya dengan itulah kaum Muslim bisa memimpin dunia kembali, dan memberikan petunjuk yang benar kepada seluruh umat manusia sebagai rahmatan lil’alamin.

bukuislam

bukuislam
BUKU PINTAR BISNIS SYAR'I
MENGAPA BISNIS HARUS SESUAI SYARIAH?

Agar bisnis penuh ‘berkat’ & berkah, memang tak ada cara lain, selain bisnis harus sesuai dengan syariah! Buku ini menjadi satu bukti lagi, bisnis syariah indah dan tak sulit menjalankannya, asal kita sadar dan mau!
Ir. Muhammad Karebet Widjajakusuma, MA. Pendiri & Pengurus Pusat Komunitas Pengusaha Rindu Syariah

Ada yang punya persepsi “bisnis itu banyak setannya. Kalau mau aman dan selamat dunia akherat ga usah bisnis, ‘ntar masuk neraka lho”. Persepsi banar bila Anda menganggap bahwa bisnis bukan urusan ibadah. Buku ini mengajarkan mengajarkan kepada kita bila bisnis dikelola dengan benar ternyata mengantarkan pelakunya pada kehidupan terbaik di dunia dan akherat. Bacalah dan terapkanlah dalam bisnis Anda dan rasakan keberkahannya.
Jamil Azzaini, Inspirator Sukses Mulia

Melalui berbisnis syar’i bukan sekedar GOOD CORPORATE GOVERNANCE tetapi menuju GOD CORPORATE GOVERNANCE (Tata Kelola Perusahaan Berketuhanan)
Pri Soeprayitno, Ketua DPP APINDO DKI Jaya.

Pebisnis yang jujur akan bersama-sama Nabi SAW. Untuk mewujudkannya, mari berbisnis secara SYAR’I, mari bisnis dengan JUJUR, bisnis tanpa RISWAH, bisnis tanpa RIBA.
Ahmad Ahyan, Founder Father Komunitas Saudagar Muslim Nusantara.

24 Jam waktu yang tersedia dan lebih dari 8 jam untuk kegiatan bisnis, amat sangat merugi ketika bisnis yang menghabiskan hampir separuh waktu hidup kita tidak syar’i artinya tidak bernilai ibadah bahkan yang diperoleh bisa jadi dosa jika tidak syar’i. SYAR’I membuat hidup tenang… bisnis berkembang… Syurga terbayang…
Kasran Sanmiharjo, Founder Father Komunitas Saudagar Muslim Nusantara.

Terkait dengan harta, ada pertanyaan yang harus kita jawab dihadapan Allah SWT kelak di Mahkamah Hisab. Satu, dari mana harta tersebut diperoleh. Dua, dibelanjakan untuk apa harta itu. Untuk itu, sangat esensial bagi kita untuk memastikan dua pertanyaan tersebut bisa kita jawab dengan lancar dan itu butuh ILMU. Nah, ilmunya ada di buku ini…
Agung Wisnu, Social Entrepreuneur, Pejuang Wirausaha Muslim.

Buku wajib bagi Pengusaha Muslim yang ingin bisnisnya berkembang , hidupnya tenang, keluarganya senang dan akhir hidupnya jadi Pemenang.
Saudagar Andri Marjoni, Direktur PT Alexindo Media Express

muslim online

muslim online
TUNTUNAN SHOLAT
Shalat merupakan bentuk taqdis (pensakralan) yang paling tinggi derajatnya, yang dilakukan oleh seorang muslim terhadap Allah swt sebagai al khaliq. Di manapun keberadaan seorang muslim, dalam kondisi senang atau susah, luang atau sempit, berada dalam keadaan normal maupun di medan perang, dan meski keadaan sakit yang parah, tidak bisa bangun atau bergerak, selama ia sadar, maka ia tetap diwajibkan shalat. Keberadaan dan kewajiban shalat sudah final, bahkan dalam pelaksanaannya shalat tidak bisa diwakilkan. Kitab tuntunan shalat ini diperuntukan bagi kaum Muslim yang menghendaki praktik shalat secara benar, mengikuti praktik shalat Nabi saw, yang setiap bacaan dan gerakannya didasarkan pada Al Qur’an dan Al Hadits. Mahmud Abdul Lathif Uwaidhah dikenal juga sebagai Abu ‘Iyas, adalah seorang alim, mufakkir, politisi, penggiat dakwah, yang seluruh hidupnya digunakan untuk mengemban dakwah dan berjuang untuk Islam. Ia juga menyusun kitab Pengemban Dakwah Kewajiban dan Sifat-sifatnya, Tuntunan bersuci, dan Tuntunan Puasa.

buku buku agama islam

buku buku agama islam

buku agama islam

buku agama islam

buku pendidikan islam

buku pendidikan islam

toko buku islam

toko buku islam
SOBAT, TEMUKANLAH HIDUPMU!!
Bingkisan untuk Remaja Muslim: "Sobat, Temukanlah Hidupmu!!!" Buku ini sangat tepat bagi Anda para remaja, orang tua dari anak remaja, kakak dari adik remaja, para pendidik remaja, aktivis dakwah di kalangan remaja, dan siapapun Anda yang peduli dengan masa depan remaja. Ditulis dengan gaya bahasa yang ringan, meremaja namun sama sekali tidak meninggalkan kedalaman pembahasan, membuat buku yang ditulis dengan gaya bertutur seorang sahabat yang mengajak remaja menemukan jati dirinya ini banyak diburu sebagai hadiah istimewa bagi para remaja, ataupun sebagai bahan pembinaan remaja. Sempat dipakai sebagai bahan pembinaan intensif remaja di beberapa sekolah menengah atas dan beberapa kampus di Jatim, menjadikan buku penuh inspirasi ini sangat layak untuk segera Anda miliki.

resensi buku islam

resensi buku islam

buku sejarah islam

buku sejarah islam

buku-buku islam

buku-buku islam

buku tentang islam

buku tentang islam

buku islam online

buku islam online

buku hukum islam

buku hukum islam

buku hukum islam

buku hukum islam

buku anak islam

buku anak islam

toko buku islam online

toko buku islam online

buku islam klasik

buku islam klasik

buku islam terbaru

buku islam terbaru

buku filsafat islam

buku filsafat islam

buku ekonomi islam

buku ekonomi islam
PENGANTAR EKONOMI ISLAM
Mencuatnya kembali krisis keuangan yang terbesar dalam sejarah ekonomi di AS baru-baru ini--yang mengimbas ke Amerika Latin, Eropa, Rusia dan sejumlah negara Asia--kembali memunculkan optimisme kaum Muslim tentang besarnya peluang sistem ekonomi Islam sebagai alternatif untuk menggusur sistem ekonomi kapitalis yang terbukti rapuh.

Sistem ekonomi Islam tentu bukan hal baru. Sebagai sebuah produk peradaban, secara historis dan faktual ia bukan saja pernah berjaya pada masa Kehilafahan Islam dalam kurun yang sangat panjang (sekitar 14 abad), tetapi juga menjadi salah satu bahan kajian amat penting dalam khazanah pemikiran dan keilmuan Islam. Para ulama fikih dulu selalu memberikan tempat yang luas bagi ekonomi Islam di dalam kitab-kitab fikih mereka. Istilah-istilah ekonomi seperti baitul mal, zakat, dharîbah (pajak), ‘usyur, kharaj, syirkah, qirâdh, musâqât, al-bay', riba, dhaman(tanggungan), dinar, dirham dll selalu bertebaran dalam kitab-kitab fikih mereka.

Saat ini pun banyak karya ulama dan ekonom Muslim masa kini yang membahas ihwal ekonomi Islam. Namun berbeda dengan karya-karya para ulama dulu, sering karya-karya mereka dalam bidang ekonomi saat ini ‘terkontaminasi’ oleh pemikiran dan tsaqâfah yang kapitalistik. Tentu ini karena hegemoni peradaban Barat yang begitu kuat dan berlangsung lama atas Dunia Islam. Diadopsinya istilah bank, asuransi, reksadana, dan lain-lain--yang kemudian diembel-embeli kata syariah atau Islam--adalah secuil bukti bahwa ekonomi Islam yang mereka gagas masih terjebak dalam pusaran arus ekonomi kapitalis. Lebih dari itu, ilmu ekonomi Islam yang dikembangkan para ulama dan ekonom Muslim saat ini masih terkesan sangat parsial; tidak mendasar dan tidak integral mencakup semua aspek mikroekonomi maupun makroekonomi.

Buku ini hadir lebih dari sekadar berbicara tentang ekonomi Islam yang sangat parsial itu. Dengan pembahasan yang sangat jernih, sistematis dan komprehensif, penulisnya berusaha mengupas banyak hal penting dan mendasar yang selama ini luput dari telaah para ulama dan ekonom Muslim saat ini.

judul buku islam

judul buku islam

buku sejarah peradaban islam

buku sejarah peradaban islam

buku islam best seller

buku islam best seller

kumpulan buku islam

kumpulan buku islam

buku fiqih islam

buku fiqih islam

Ahkamus sholah merupakan buku tuntunan sholat lengkap sesuai dengan yang Rasulullah ajarkan.

toko buku muslim

toko buku muslim

jual buku islam

jual buku islam

toko buku islam surabaya

toko buku islam surabaya

sarana hidayah

sarana hidayah

referensi buku islam

referensi buku islam

pameran buku islam

pameran buku islam

buku buku islam dan islami

buku buku islam dan islami

rumah buku islam

rumah buku islam

buku ensiklopedia islam

buku ensiklopedia islam

buku islam baru

buku islam baru

ini buku online

ini buku online

katalog buku islam

katalog buku islam

distributor buku islam

distributor buku islam

cover buku islam

cover buku islam

bedah buku islam

bedah buku islam

rumahbukuislam

rumahbukuislam

daftar penerbit buku islam

daftar penerbit buku islam

Buku Motivasi Islam

Buku Motivasi Islam
Longlife Motivation
Longlife motivation, motivasi seumur-umur yang tak akan pernah padam, bagai nyala api yang tak akan pernah kehabisan bahan bakar. Motivasi seumur-umur sebagaimana yang dimiliki oleh orang-orang besar dalam kehidupan mereka.

Buku ini mengajarkan tentang memanfaatkan motivasi luar biasa itu sesuai dengan bakat dan potensi unik yang dititipkan Allah kepada kita sebagai amanah yang akan dimintai pertanggung jawaban.

Anda tidak perlu membeli buku ini, jika anda memang tidak memiliki motivasi untuk hidup. Anda tidak perlu memiliki buku ini jika anda belum mempunyai semangat untuk bertahan hidup. Selamat menikmati motivasi yang anda ciptakan sendiri, tentunya setelah membaca buku ini.

Agar kita, Anda dan Saya tak pernah menyerah. Tak mudah menyerah. Dan selalu bersemangat. Sehingga kita bisa memiliki sebuah masterpiece (maha karya) yang kita persembahkan kepada dunia sebagai pengabdian kepada Al-Khalik Pencipta Alam Semesta.

Buku Nikah Islam

Buku Nikah Islam

Jual Buku Islam | Kunang - Kunang Tanpa Cahaya

”Novel yang mengajak kita untuk bertanya kembali tentang makna keislaman kita.”
(Fatih Zam, Penulis buku dan skenario)

“Sederhana, tetapi indah dengan sejuta makna!”
(Apu’ Indragiry, Penyair.)

Ketika kunang-kunang tak memiliki cahaya, ia hanya terbang sendiri, meraba-raba dalam gelap, tak dapat ia temukan kawanannya, sebab pijarnya telah lenyap. Bukan, bukan matahari yang ia inginkan, tapi hanya sedikit pendar cahaya tubuhnya untuk dapat kembali hidup sebagaimana mestinya, dan kembali bersama kawanannya terbang indah menerangi gelap malam

Buku Islam terbaru | Light Up Your Life

Sob, perubahan ini terus bergulir dan jangan pernah berpikir sedikitpun untuk mangkir, yang ada kita harus ikut andil untuk sebuah prestasi yang kian terukir, dan untuk reward-Nya yang akan terus mengalir.

Sob, agar ‘I’m proud to be a moslem’ nggak jadi pepesan kosong, biar 'wanted, agent of change' nggak cuman jadi tulisan pemanis, maka dengan menatapi realita kehidupan remaja en remaji hadirlah buku ini.

Sob, menjadi lebih baik dibawah naungan cahaya Islam adalah pilihan jika kita menginginkannya. Kami Duo The Riser Up Life siap membersamai mengayunkan langkahmu, mengobarkan semangatmu, dan melejitkan produktifitas pikiranmu melalui sebuah buku Light Up Your Life, karena hanya dengan Islam, bikin hidup jadi lebih hidup.

So, ayo kita jemput cahaya (light) kemenangan Islam itu dengan mencemerlangkan pemikiran kita. Cayoo!

Buku Motivasi Islam | Longlife Motivation

Longlife motivation, motivasi seumur-umur yang tak akan pernah padam, bagai nyala api yang tak akan pernah kehabisan bahan bakar. Motivasi seumur-umur sebagaimana yang dimiliki oleh orang-orang besar dalam kehidupan mereka.


Buku ini mengajarkan tentang memanfaatkan motivasi luar biasa itu sesuai dengan bakat dan potensi unik yang dititipkan Allah kepada kita sebagai amanah yang akan dimintai pertanggung jawaban.


Anda tidak perlu membeli buku ini, jika anda memang tidak memiliki motivasi untuk hidup. Anda tidak perlu memiliki buku ini jika anda belum mempunyai semangat untuk bertahan hidup. Selamat menikmati motivasi yang anda ciptakan sendiri, tentunya setelah membaca buku ini.


Agar kita, Anda dan Saya tak pernah menyerah. Tak mudah menyerah. Dan selalu bersemangat. Sehingga kita bisa memiliki sebuah masterpiece (maha karya) yang kita persembahkan kepada dunia sebagai pengabdian kepada Al-Khalik Pencipta Alam Semesta.

Buku Motivasi Islam | Beyond The Inspiration

Ada di suatu masa dimana Islam menjadi inspirasi dan motivasi yang menjadikan pengembannya mulia dan tinggi namun pada masa yang lain justru menampakkan karakter yang berbeda... Buku ini mengungkap rahasianya.

METODE MEMPERBAIKI KESALAHAN ANAK


Oleh: Faizatul Rosyidah, dr

Adalah hal yang lazim, dalam proses tumbuh kembangnya untuk sampai pada kematangan dan kedewasaan, seorang anak tidak hanya melakukan hal-hal yang baik dan benar, namun acap kali berbagai kesalahan pun mereka lakukan.
Yang harus kita lakukan sebagai orang tua atau pendidik tentu saja adalah tidak boleh membiarkan kesalahan anak tersebut berlarut-larut sampai bisa jadi sang anak malah berjalan di atas jalan yang salah. Sebaliknya, yang harus dilakukan adalah segera memperbaiki penyimpangan anak, mendidik, dan meluruskan kebengkokannya dengan metode dan cara yang terbaik, sehingga dalam tempo yang tidak begitu lama kesalahan tersebut dapat diluruskan.
Beberapa metode untuk memperbaiki kesalahan (anak) yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan kesalahan dengan pengarahan
Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Umar bin Abi Salmah ra. Ia berkata:
”Ketika aku kecil, berada dalam asuhan Rasulullah SAW, pada suatu hari ketika tanganku bergerak ke sana kemari di atas piring berisi makanan, berkatalah Rasulullah SAW: ”Wahai anak, sebutlah nama Allah. Makanlah dengan tangan kananmu. Dan makanlah apa yang dekat denganmu”.

Dalam hal ini kita lihat bahwa Rasulullah SAW memberi petunjuk kepada Umar bin Abi Salmah terhadap kesalahannya, dengan nasehat yang baik, pengarahan yang membekas, ringkas dan jelas.

2. Menunjukkan kesalahan dengan keramahtamahan
Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad ra. Bahwa Rasulullah SAW diberi minuman, dan beliau minum sebagian. Di sebelah kanannya duduk seorang anak, dan di sebelah kirinya beberapa orang tua. Rasulullah SAW berkata kepada anak itu:
”Apakah engkau mengizinkanku untuk memberi kepada mereka?”Maka anak itu menjawab, ”Tidak, demi Allah. Bagianku yang diberikan oleh engkau, tidak akan saya berikan kepada siapapun.” Maka rasulullah meletakkan minuman di tangan anak itu.
Kita bisa saksikan bahwa Rasulullah SAW ingin mengajari sang anak mengenai bagaimana bersopan santun kepada orang dewasa (orang tua) dalam mendahulukan mereka untuk mendapatkan minuman dengan mengurbankan haknya. Dan ini adalah yang terbaik. Dengan ramah Rasulullah telah meminta izin kepada anak, ” Apakah engkau izinkan aku memberi kepada mereka?”

3. Menunjukkan kesalahan dengan memberikan isyarat
Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra.:
”Fadhal pernah mengikuti Rasulullah SAW. Pada suatu hari datanglah seorang wanita dari Khuts’um yang membuat Fadhal memandangnya, dan wanita itu pun memandangnya. Maka rasulullah SAW memalingkan muka Fadhal ke arah lain............”
Rasulullah dalam hal ini telah memperbaiki kesalahan melihat wanita bukan muhrim (dengan pandangan syahwat) yang dilakukan Fadhal dengan memalingkan mukanya ke arah lain, dan hal ini telah meninggalkan bekas (pelajaran) pada diri Fadhal.

4. Menunjukkan kesalahan dengan kecaman
Bukhari meriwayatkan dari Abu Dzar ra., ia berkata:
”Saya mencaci seorang laki-laki dengan menjelekkan ibunya, (yaitu dengan berkata, ”hai anak wanita hitam”). Maka Rasulullah SAW berkata, ”Wahai Abu Dzar, kamu telah mencacinya dengan menjelekkan ibunya. Sesungguhnya kamu orang yang masih berperilaku jahiliyah. Saudara-saudaramu adalah hamba sahayamu yang Allah jadikan mereka di bawah tanganmu. Barangsiapa yang saudaranya berada di bawah tangannya, maka hendaknya ia memberinya makan dari apa yang ia makan, memberinya pakaian dari apa yang ia pakai, janganlah mereka diserahi pekerjaan yang sekiranya tidak mampu mereka kerjakan, dan jika diserahkan pekerjaan itu, maka bantulah mereka.”
Dalam hal ini Rasulullah memperbaiki kesalahan Abu Dzar ketika mencaci seseorang dan menyebutnya ”anak wanita hitam” dengan mengecam perbuatan tersebut dengan perkataannya, ”Wahai Abu Dzar sesungguhnya kamu masih berperilaku jahiliyah.” Kemudian memberinya nasehat yang sesuai dengan tempat dan serasi dengan pengarahan.

5. Menunjukkan kesalahan dengan memutuskan hubungan (isolasi/meninggalkannya)
Bukhari meriwayatkan bahwa Ka’ab bin Malik ketika tidak ikut Rasulullah SAW dalam peperangan Tabuk, berkata:
Rasulullah SAW tidak berbicara kepada kami selama lima puluh malam, hingga turun ayat tentang taubat mereka dalam Al Qur’an.
Rasulullah SAW dan para sahabatnya memberi hukuman dengan meninggalkan dan tidak melakukan interaksi dalam upaya memperbaiki kesalahan, meluruskan yang bengkok, sehingga yang menyimpang kembali kepada jalan yang benar.

6. Menunjukkan kesalahan dengan memberikan hukuman yang menjerakan
Al Quran menetapkan prinsip hukuman yang menjerakan dengan metode pelaksanaan hukuman yang disaksikan sekumpulan orang (anggota masyarakat) sebagaimana pada QS 24:2. Hukuman, jika dilaksanakan di hadapan orang banyak, disaksikan anggota masyarakat, akan merupakan pelajaran yang sangat kuat pengaruhnya.
Ketika pendidik menghukum anak yang berperangai buruk di depan saudara dan atau temannya, maka hukuman ini akan meninggalkan bekas yang besar pada jiwa anak-anak secara keseluruhan, dan akan membuat mereka berhitung seribu kali terhadap hukuman yang bakal menimpa mereka tersebut kalau mereka mengulangi kesalahan yang sama. Dengan demikian mereka bisa mengambil pelajaran daripadanya.

7. Menunjukkan kesalahan dengan memukul
Abu Daud dan Al Hakim meriwayatkan dari Amr bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Suruhlah anak-anak kalian mengerjakan shalat sejak mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika melakukannya ketika mereka berusia sepuluh tahun, dan pisahkan mereka dari tempat tidurnya.”
Memukul dengan maksud ta’dib (pengajaran dan perbaikan) sebagai perwujudan rasa sayang adalah hal yang diperintahkan oleh Islam. Karena adakalanya sebuah kesalahan tidak mempan dengan upaya perbaikan dalam bentuk nasehat, keramahan, isyarat, kecaman ataupun dengan meninggalkan (tidak berinteraksi) dengannya. Sebagaimana pelajaran dari QS 4:34 tentang mengembalikan istri-istri yang melakukan nusyuz/penyelewengan kepada jalan yang benar, ada tertib/urutan cara-caranya yang harus diikuti oleh seorang suami (pendidik). Tata cara yang tertib ini menunjukkan bahwa pendidik tidak boleh menggunakan cara yang lebih keras jika yang lebih ringan sudah bermanfaat. Sebab, pukulan adalah hukuman yang paling berat, tidak boleh menggunakannya kecuali jika dengan jalan lain sudah tidak bisa.
Namun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita hendak memberikan hukuman kepada anak-anak berupa pukulan:
1. Pendidik tidak terburu menggunakan metode pukulan kecuali setelah menggunakan semua metode lembut lain yang mendidik dan membuat jera.
2. Pendidik tidak memukul ketika dalam keadaan sangat marah karena dikhawatirkan menimbulkan bahaya terhadap anak. Perlakuan ini merupakan realisasi wasiat Rasul SAW ”Janganlah kamu marah” sebagaimana diriwayatkan Al Bukhari.
3. Ketika memukul, hendaknya menghindari anggota badan yang peka, seperti kepala, muka, dada dan perut. Berdasar sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Daud: ”.... dan janganlah kamu memukul muka (wajah)..” Sementara dada dan perut adalah bagian tubuh yang juga dilarang dipukul, karena banyak terdapat organ-organ vital yang bisa membahayakan jiwa apabila terdapat gangguan/kerusakan akibat pukulan. Sebagaimana universalitas larangan Rasul SAW: ”Tidak boleh membahayakan (diri sendiri) dan tidak boleh membahayakan (orang lain). (HR. Imam Malik dan Ibnu Majah)
4. Pukulan pertama untuk hukuman, hendaknya tidak terlalu keras dan tidak menyakiti.
5. Tidak memukul anak, sebelum ia berusia sepuluh tahun sebagaimana perintah Rasulullah SAW:
”Suruhlah anak-anakmu mengerjakan sholat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika melalaikannya, ketika mereka berusia sepuluh tahun...”
6. Jika kesalahan anak adalah untuk pertama kalinya, hendaknya ia diberi kesempatan untuk bertaubat dari perbuatan yang telah dilakukan, memberi kesempatan untuk minta maaf, dan diberi kelapangan untuk tidak diberikan hukuman, sebaliknya mengambil janji untuk tidak mengulangi kesalahannya itu. Upaya ini lebih utama dibanding menggunakan pukulan atau mengecamnya di hadapan umum.
7. Pendidik hendaknya memukul anak dengan tangannya sendiri, dan tidak menyerahkannya kepada saudara-saudaranya, atau temannya. Sehingga tidak timbul api kebencian dan kedengkian diantara mereka. Adalah perbuatan yang sangat keliru ketika beberapa waktu yang lalu kita membaca di media bahwa ada seorang guru yang menghukum salah satu murid SD-nya dengan digunduli oleh teman-temannya. Akibatnya sang murid tidak lagi mau masuk sekolah. Apa yang dilakukan guru tersebut pada hakikatnya malah menghancurkan masa depan sang anak, bukan malah meluruskan dan melapangkan jalannya menapaki kebenaran.
8. Jika anak sudah menginjak usia dewasa (mukallaf/terbebani hukum), dan kita melihat bahwa pukulan sepuluh kali tidak juga membuatnya jera, maka ia boleh menambah dan mengulanginya sehingga anak menjadi baik kembali.

Jika kita melihat anak kita, -setelah diberi hukuman- perilakunya terus membaik dan lurus, hendaknya kita bersikap lunak, beramah tamah dan menampilkan muka yang berseri-seri. Hal itu agar anak menangkap kesan bahwa hukuman yang kita lakukan tidak dimaksudkan untuk menyakitinya, melainkan untuk kebaikan dan kebahagiaan, kemaslahatan dunia, agama dan akhiratnya. Inilah yang dicontohkan oleh Rasul ketika mendidik para sahabatnya dan perlakuan Nabi terhadap mereka setelah menurunkan hukuman itu.
Anak, ketika merasakan bahwa kita –setelah menurunkan hukuman- berbuat baik kepadanya, beramah tamah, berlemah lembut dan bermanis muka, disamping bahwa kita sama sekali tidak bermaksud dengan hukuman itu kecuali mendidik dan memperbaiknya, maka sang anak tidak akan merasa sempit jiwanya, sakit hatinya dan menjadi menyimpang moralnya, ataupun merasa minder dan hina. Akan tetapi ia akan menanggapinya dengan perlakuan baik, menunaikan haknya, dan berjalan di jalan orang-orang yang bertakwa.
Metode-metode ini adalah bertingkat sesuai dengan tingkatan anak dalam kecerdasan, kultur, kepekaan dan pembawaan atau wataknya. Diantara mereka ada yang cukup dengan isyarat yang menggetarkan hatinya, seperti warna muka kita yang berubah, mata yang membelalak, gelengan kepala, dsb. Diantara mereka ada yang tidak jera, kecuali dengan pandangan cemberut dan marah yang terus terang. Diantara mereka ada yang cukup dengan ancaman siksaan yang akan dilaksanakan kemudian. Sebagian ada yang lebih sesuai dengan metode ditinggalkan, tidak digauli atau diajak bicara. Sebagian mereka ada yang dapat berubah dengan kecaman. Dan diantara mereka, ada yang tidak mempan dengan cara-cara tersebut kecuali mereka merasakan hukuman yang mengenai badannya agar menjadi lurus.
Dan Islam –seperti telah diterangkan- mensyariatkan hukuman ini, dan membolehkan kita untuk menggunakannya. Kita harus menggunakan kecerdasan dan kebijaksanaan kita dalam memilih dan memakai metode yang paling sesuai, sehingga merealisasikan kemashlahatan anak, di samping selalulah berdoa untuk anak-anak kita agar senantiasa dijaga dan diluruskan oleh Allah SWT. Dan Allah jualah yang menentukan segalanya. Wallahu A’lam bish Showaab*

Sikap Hidup Seorang Muslimah

Sikap Hidup Seorang Muslimah

Oleh:Nafiisah M. Ridlwan


Sikap hidup seseorang sangat ditentukan oleh cara pandang mendasar yang dimilikinya tentang kehidupan. Sebagai seorang muslimah, yang telah meyakini aqidah Islam, sudah seharusnya ia senantiasa memiliki kesadaran penuh bahwa keberadaan dan eksistensi dirinya, alam semesta yang ditempatinya serta kehidupan yang dijalaninya di dunia ini bukan terjadi dan berjalan dengan sendirinya. Semua itu adalah ciptaan Allah SWT. Dia-lah sebagai "Subyek Pengendali" segala sesuatu yang berlangsung di alam semesta ini.
Dengan demikian seorang muslimah akan senantiasa menyadari bahwa posisinya di dunia ini adalah sebagai seorang hamba yang tunduk pada aturan Allah SWT sebagai Khaliqnya. Selanjutnya ia pun meyakini bahwa hanya Allah SWT yang harus ditaati dan disembah, dan hanya keridloan-Nya lah yang harus digapai dalam kehidupan ini.
Hal ini sesuai dengan kalimat syahadat yang menjadi ikrar setiap muslim (maupun muslimah) yang dibacakan dalam setiap sholatnya : "Tidak ada Tuhan (yang disembah) kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah".Muhammad ismail dalam kitabnya "Al Fikrul Al Islamy" menjelaskan bahwa arti Laaillaha illallah baik secara lughowi maupun syar’I adalah Laa ma’buda illallah(Tidak ada yang disembah kecuali allah). Artinya, seorang muslim/muslimah) yang telah mengikrarkan kalimat syahadat di atas harus mewajibkan dirinya untuk melakukan ibadah hanya kepada Allah semata, tidak kepada yang lain. Cara pandang khas ini merupakan cara pandang yang dilandasi oleh aqidah islamiyah. Demikian juga, seluruh pemikiran-pemikiran cabang yang ada saat ini pun harus dibangun di atas landasan aqidah Islamiyah.

Aqidah Islam Sebagai Pijakan Berfikir dan Bertindak
Ketika seorang muslimah mengambil Islam sebagai Aqidahnya maka sudah seharusnya ia senantiasa menjadikan Aqidah Islamiyah sebagai standar kehidupannya. Ia pun harus memahami bahwa karakter aqidah islam adalah aqidah ruhiyah dan aqidah siyasiyah. Sehingga ia senantiasa menjadikan aqidah Islamiyah sebagai pijakan berfikir dan bertindak.
Tak satu pun pemikiran-pemikiran yang ia lahirkan kecuali berangkat dan berstandar hanya pada aqidah Islamiyah. Demikian juga ketika bertindak atau bersikap maka tak satu pun tindakan atau pun sikap yang ia tunjukkan kecuali berstandar pada hukum syara’ yang terpancar dari aaqidah islamiyah tersebut.
Seorang muslimah tidak akan merasakan dirinya hidup kecuali di atas pijakan Aqidah islamiyah. Bahkan sulit baginya untuk melepaskan diri dari ikatan Aqidah Islamiyah. Dengan demikian ketika nilai-nilai asing datang dan berusaha menyusup ke alam kehidupannya maka ia tiada ragu dan sungkan untuk menolaknya bahkan semaksimal mungkin berusaha mengikis "virus" tersebut dari kehidupannya.
Tak pernah sedikit pun terlintas dalam benaknya untuk mengambil atau mengakomodasi nilai-nilai asing termasuk di dalamnya adalah nilai-nilai demokrasi. Karena ia menyadari bahwa nilai-nilai tersebut adalah racun yang membahayakan bagi diri dan umatnya. Ia menyadari bahwa jika mengambil apalagi meminum racun tersebut sama saja dengan melakukan upaya bunuh diri.
Seorang muslimah tak pernah sedikitpun tergiur oleh bujuk rayu pemikiran-pemikiran asing yang bermaksud menyeretnya. Ia tak pernah bergeming sedikit pun oleh bujukan materi ataupun manfaat yang disuguhkan dihadapannya. Untuk meneguk setetes pun, tak kuasa ia melakukannya. Karena ia sadar bahwa semua itu hanyalah tipu daya yang akan membawa dirinya pada jurang kesengsaraan dan kesesatan. Sehingga ia semakin berusaha untuk memperkuat aqidahnya. Ia pun tak melupakan apa yang telah menjadi firman Allah SWT dalam Al Baqarah : 256 : "... Sesungguhnya telah jelas antara jalan yang benar dan jalan yang salah. kArena itu barangsiapa yang ingkar pada thaghut dan beriman kepada Allah maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus…"
Dalam kondisi apapun seorang muslimah yang menjadikan aqidah Islam sebagai pegangan hidupnya akan tetap pada pendirian untuk mengambil hanya satu standar nilai dalam hidupnya. Sekalipun ia harus mengorbankan harta, jiwa dan raganya ia akan tetap memilih jalan hidup yang hakiki. Baginya hidup yang hakiki bukan untuk memperoleh materi ataupun manfaat, akan tetapi hidup yang hakiki adalah meraih kemuliaan di sisi Al kaliqnya. Ia pun sadar bahwa satu-satunya jalan untuk meraih kemuliaan hanyalah dengan menjadikan Aqidah islamiyah sebagai standar baku dalam kehidupannya.
Pada saat seorang muslimah menjadikan aqidah islamiyah sebagai pijakan berfikir dan bertindak itulah dikatakan ia telah menemukan jatidirinya, sebagai sosok pribadi muslim. Yakni sosok kepribadian yang khas, yang murni dan istimewa, tidak tercampur sedikit pun oleh nilai-nilai asing.
Begitulah seharusnya seorang muslimah. Ia senantiasa memegang idealisme Islam dengan kuat. Ia pun optimis bahwa idealisme Islam yang mampu memecahkan seluruh problematika kehidupan m,anusia.

Acuh Tak Acuh bukan Tabiatnya
Bukan tabiat seorang muslimah hidup dengan konsep individualisme. Sebaliknya ia senantiasa menempatkan dirinya menjadi bagian dari umat islam yang lain. Karenanya ia tak lupa dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW :"Kamu akan melihat orang-orang yang beriman saling berkasih sayang, saling mencintai, saling mengasihi yaitu bagaikan satu tubuh. Apabila satu anggota saja sakit, maka tertariklah bagian anggota yang lain ikut sakit dengan tidak dapat tidur dan badan panas" (HR. Bukhari Muslim). "Barangsiapa yang tidak memperhatikan kepentingan kaum muslimin, maka ia bukanlah termasuk di antara mereka. Dan barangsiapa yang tidak berada di waktu pagi dan petang selaku pemberi nasehat bagi Allah dan rasulNya, bagi kitabNya, bagi pemimpinnya dan bagi umumnya kaum muslimin, maka ia bukanlah termasuk di antara mereka." (HR Ath. Thabrany)
Oleh karena itu seorang muslimah tak akan pernah tinggal diam ketika melihat nilai-nilai asing yang membahayakan bagi saudara-saudaranya (umat Islam yang lain). Ia tak bisa berdiam diri melihat fakta yang demikian. Ia akan senantiasa berusaha menyadarkan umat islam untuk senantiasa waspada terhadap nilai-nilai asing yang membahayakan bagi kehidupan mereka.
Ia bagaikan pembawa pelita penerang jalan, pembawa penjelas antara yang haq dan yang bathil, sebab ia adalah generasi penerus penyampai risalah Rasulullah SAW. Ia menjadi penuntun orang-orang yang meminta petunjuk ke arah jalan kebenaran. Dirinya sarat dengan bejana-bejana ilmu dan aqalnya ibarat khazanah-khazanah hikmah. Ia tak akan pernah merelakan masyarakat (umat Islam) dijauhkan dari nilai-nilai Islam. Ia pu tak rela masyarakat berada di bawah pengaruh orang-orang tak berilmu yang dengan mudah memberikan fatwa untuk menerima kebathilan. Dengan demikian keberadaan dirinya senantiasa dibutuhkan umat Islam.
Untuk menjadi muslimah yang demikian tentulah sangat tidak cukup hanya menjadikan Aqidah Islamiyah sebatas ucapan lafadz-lafadz. Akan tetapi haruslah berusaha menjadikan aqidah tersebut sebagai standar baku bagi kehidupannya dan memahami konsekuensinya. Sehingga ia pun memiliki kepedulian yang tinggi untuk memelihara nilai-nilai Islam yang ada dalam dirinya dan nilai-nilai Islam yang ada dalam diri umat Islam pada umumnya.
Nilai-nilai asing yang membahayakan dirinya ia pahami membahayakan pula bagi umatnya. Demikian pula nilai-nilai asing yang membahayakan umatnya ia pahami pula membahayakan bagi dirinya. Hingga ia pun senantiasa memiliki kesadaran yang tinggi untuk memelihara diri dan umatnya dari kontaminasi racun-racun dunia. Ia pun dengan lantang akan mengatakan racun adalah racun, madu adalah madu. Kebenaran adalah kebenaran, kebathilan adalah kebathilan. Tak pernah ia membungkus kebathilan dengan sesuatu agar tampak baik dihadapan umat Islam. Bahkan tanpa segan membongkar keburukan nilai-nilai asing yang membahayakan umatnya dengan sejelas-jelasnya, untuk kemudian menunjukkan al haq yang sesungguhnya, tanpa ragu dan bimbang. Demikianlah seharusnya seorang muslimah bersikap peduli terhadap umat Islam. Kepeduliannya terhadap umat islam adalah kepeduliannya terhadap islam sebagai dien yang dianutnya.

Perjuangan Hakiki Muslimah Bersama Umat
Ketika kaum muslimin telah menyadari akan esensi aqidah Islam yang dipeluknya, maka muslimah bersama ummat bersatu dalam barisan perjuangan yang hakiki. Yakni perjuangan yang berada di bawah panji aqidah LAA ILLAAHA ILLALLAH MUHAMMADAR RASULULLAH. Dengan kata lain perjuangan yang berperspektif Islam.
Dalam perjuangan ini, kaum muslimin (termasuk muslimah) berusaha untuk mewujudkan nilai-nilai Islam yang hakiki. Nilai-nilai Islam yang murni tanpa adanya noda-noda asing yang akan mencemari nilai Islam. Nilai ini tentu saja bukan nilai yang absurd, akan tetapi merupakan nilai yang pasti akan membawa kaum muslimin sampai pada suatu bentuk kehidupan yang sesuai dengan tuntunan ilahi. Dalam perjuangannya tak pernah ada kata sepakat dengan nilai-nilai asing. Dengan kata lain tidak ada kata kompromi ataupun akomodasi dengan nilai-nilai yang datang dari luar Islam, sekalipun nilai asing tersebut nampak baik luarnya. Sebab ukuran kebaikan tidak bisa dilihat dari luarnya, akan tetapi hanya dapat dilihat dari ideologi yang mendasarinya.
Oleh karena itu, bukan sesuatu yang tidak mungkin, jika kaum muslimin selalu bercita-cita mewujudkan nilai-nilai islam dalam kehidupannya. Bukan pula hal yang mustahil untuk menolak setiap bentuk nilai-nilai asing yang bertentangan dengan nilai Islam.

Akhirnya hanya kembali kepada aqidah Islamiyah, kaum muslimin dapat mencapai kemuliaan yang hakiki.


PUSTAKA :
1. Muhammad Ismail. Al Fikrul Al Islamy. 1953
2. Taqiyyuddin An Nabhany. Syakhshiyyatul Islamiyah. Darul Ummah
3. Taqiyyuddin An Nabhany. Attakatul Hizby. 1953
4. Drs. H. Moh. Rifa’i. Tiga Ratus Hadits bekal Da’wah dan pembina Pribadi Muslim. 1980. Wicaksana. Bandung
5. Abu Laily dan Drs. H. Zahri Hamid. Al Hadits. 1983. Kota Kembang Yogyakarta.